BPJS, BPJS, BPJS, BPJS, BPJS ( Bikin Pasien Jadi Susah, Bikin Penunggu Jadi Susah, Bikin Peraturan baru Jarang Sosialisasi, Bikin Pagi antri Jelang Sore baru selesai etc....)
Minggu kemarin adalah minggu yang menyita waktu untuk prosedur admin BPJS, bagaimana tidak menyita waktu disaat kerjaan tiba-tiba menumpuk rencana export dimajukan seminggu dan import berjalan diminggu yang sama, tambah lagi urusan dengan BPJS seperti lingkaran setan yang mbulet.com rasanya hampir ingin bunuh diri... (hiperbola dikit ya.. hehehe)
Berawal dari Rumah Sakit Fatmawati meminta rujukan BPJS Provinsi dibulan kemarin, karena mama saya sudah menebus obat jantungnya secara mandiri maka barulah diurus bulan ini tepatnya tanggal 3 Februri 2014, saya dan mama datang ke Puskesmas dekat rumah saya disana seperti biasa ambil antrian, timbang badan, tensi dan antri dokter.
Tibalah gilirannya mama saya bertemu dengan dokter di puskesmas tersebut
"Ada keluhan apa bu.........?" tanya sang dokter dengan ramahnya.
saya bilang mau minta rujukan untuk control mama saya (sambil mengeluarkan bukti rujukan asli sebelumnya dan jadwal kontrol mama saya tertanggal 06 Februari 2015)
Dokter bilang "berdasarkan peraturan BPJS terbaru per tanggal 01 Januari 2015 saya tidak bisa mengeluarkan rujukan Bu, Ibu harus ke BPJS Bogor untuk meminta rujukan provinsi,tinggal tunjukin rujukan asli ini dan jadwal kontrol setelah mendapatkan surat itu Ibu balik kesini nanti saya buatkan rujukannya.
Cukup dimengerti dan bagi saya sudah cukup clear dong..
Akhirnya kami langsung ke BPJS Bogor disana sudah banyak antrian sampai ke pelataran parkir, tapi Alhamdulillah masih mendapatkan nomor antrian 35 dari jatah yang dikeluarkan perhari sebanyak 40. Kami menunggu dengan sabarnya sampai akhirnya sudah kami terima tu surat yang berjudul Rujukan BPJS Provinsi dalam hati saya bersyukur Alhamdulilah lancar,
Waktu sudah menunjuk jam 01.03 kami menunda makan siang kami dan bersegeralah kami ke Puskesmas, setibanya di Puskesmas ternyata sudah tidak dilayani disuruh kembali lagi besok karena pelayanan hanya sampai jam 12.00 dan dokternya pun sudah pulang.
Menghindari ketidakjelasan informasi saya tanya, "besok saya harus bawa mama saya untuk ditensi dan ditimbang lagi ? atau cukup saya saja yang datang ?" petugas mengatakan kalau saya harus bersama mama saya mengulang prosedur yang sama seperti hari ini.
Keesokan hari tanggal 04 Februari 2015 saya bersama mama saya tiba di Puskesmas dan mengulang ritual yang sama, ambil antrian, tensi, timbang dan menunggu dokter.
Tiba giliran mama saya pada saat itu dokternya berbeda dengan yang kemarin, saya berikan surat BPJS provinsi, rujukan asli dan jadwal dokter dari RS Fatmawati lalu dokter tersebut memeriksa dengan seksama dan bertanya "surat perintah kontrolnya mana ?" saya bilang "Tidak ada Dok, memang tidak diberikan oleh RS Fatmawati biasanya juga ngga ditanyain surat itu"
Dengan sabarnya beliau menerangkan bahwa untuk mengeluarkan rujukan harus ada surat perintah kontrol dari dokter spesialis di cap dan di tandatangani, tanpa surat itu tidak bisa mengeluarkan rujukan, Seandainya saya bisa mengeluarkan rujukan jika keadaan pasien gawat darurat dan tidak bisa ditangani disini baru bisa mengeluarkan rujukan, seandainya saya keluarkan surat rujukan juga tidak bisa langsung ke Fatmawati tetapi harus ke RSUD terdekat yaitu RSUD Cibinong atau PMI.
Dengan setengah putus asa saya bertanya, saya harus bagaimana dokter...? mama saya harus kontrol hari Jumat ini, lalu dokter tersbut menuliskan diamplop BPJS kalau saya harus kembali ke RS Fatmawati untuk meminta validasi ke BPJS di Fatmawati yaitu stempel BPJS dan paraf petugas di jadwal kontrol mama saya dan kembali lagi kesini.
OK, saya ingin mama saya tetap kontrol dan sehat, saya langsung ngacir ke RS. Fatmawati langsung ke Askes Point, saya ceritakan duduk permasalahannya sang petugas kebingungan dan hanya menuruti apa yang dokter puskesmas minta, stempel dan paraf, itupun sambil menggerutu "ribet banget sih.... sebenarnya hal ini ditanyakan langsung aja ke Poli, bukan urusan sini, kan udah ada jadwal kontrol" saya hanya diam males ngomentari apa-apa karena sadar diri ngga bakalan ada pengaruhnya selain membuang energi.
Untuk lebih meyakinkan saya pastikan lagi ke bagian Poli Jantung dan menceritakan hal yang sama seperti ke petugas Askes, jawabnya hanya simple "Kalau mengenai itu Mba tanyakan langsung aja ke askes point didepan" hadeuhhh tektok euy...
Ok lah saya pikir cukup yang penting apa yang diminta dokter puskesmas sudah saya dapatkan.
Keesokan harinya tanggal 05 Februari 2015 sehari sebelum mama kontrol dan harus dapat itu yang namanya rujukan kalau tidak gimana nasib kontrol mama saya....
Dengan ritual yang sama, ambil nomor antrian, tensi, timbang dan nunggu dokter, dan kali ini dokternya berbeda lagi.... walaaaahhhh dapat apa ngga nih rujukan....
Penasaran.....?
klik disini